Oleh : Ni Nengah Widiani
Wajah manismu tersembunyi di balik tirai.
Suara deraimu mengundang gairah mendekat.
Gerai air terjun kenikmatan mengalir, mengundang setiap tubuh berpeluh membenam dalam dekapmu.
Sensasi kesegaran menanti di diri.
Mata-mata liar, mata-mata nakal mengintip dari sudut-sudut lekukmu.
Di hulu ada pesona yang tak terjamah.
Suara kera merindu, suara kelepak kokokan meminta cinta pemerhati.
Air terjun tibu pasek bak gadis pemalu yang meminta restu.
Air suci tirta sudamala centeng mengalir ke tubuhmu memberi berkah suci bagi perjalananmu dari hulu ke hilir.
Semakin ke hilir pesona sarkopah Bajing menyajikan misteri bagi peneliti.
Berkah gunung Agung membentuk undakan tangga menghiasi sisi sisimu.
Saat pagi memburat damaimu tak terbabat insan.
Kulanjutkan membelai tubuhmu sampai di Toya Campuan.
Bertemunya dua aliran sungai bak pertemuan kekasih yang sedang merindu.
Aliran cintamu membasahi kegersangan kota cinta kita.
Kota Semarapura.
Semakin ke lembah dari Lebah meniatkan diri menyatukan diri dengan ratu cinta pantai selatan.
Hingga tiba di pantai, dirimu melambai karena dirimu bukan dirimu lagi. Lebur bersama debur gelombang laut yang megebyur.